Skip to main content

Memilih Pemimpin dan Sifat Pemimpin

Akhir-akhir ini banyak isu tentang pemilihan kepala/ketua. Jawa Barat akan memilih kepala daerahnya. Lalu sebentar lagi akan ada pemilu dan sudah mulai beredar nama-nama tokoh yang berpotensi sebagai calon presiden. Dan UBALA ITB pun akan memilih kiyay yang baru. Hahaha. Memilih pemimpin adalah satu aktivitas yang hampir semua orang biasa lakukan, mulai dari memilih ketua tim dalam pekerjaan, ketua organisasi, kepala daerah, sampai kepala negara.

Apakah yang saya nilai selama ini dalam memilih pemimpin. Lalu bagaimana cara mendapatkan hal-hal yang ingin dinilai tersebut?

Jika kita berada dalam suatu organisasi yang lingkupnya tidak terlalu besar namun dalam pemilihan pemimpinnya semua anggota mempunyai hak untuk terlibat misalnya organisasi kemahasiswaan di kampus maka ada kegiatan yang disebut hearing sebagai sarana calon pemimpin menyampaikan berbagai hal berkaitan dengan kepemimpinannya di organisasi nantinya. Berbeda dengan pemilihan pemimpin untuk lingkup yang sangat besar seperti pemilihan presiden atau gubernur. Kita umumnya memperoleh hal-hal yang ingin dinilai dari media massa dan cenderung satu arah. Walaupun saat ini mulai banyak stasiun televisi yang mengadakan acara debat calon disertai dengan dewan juri sebagai penanya dan pemberi tanggapan.
Namun apakah kesamaan dari kedua kegiatan tersebut. Keduanya sama-sama memberikan informasi tentang apa rencana sang calon pemimpin nantinya saat berada dalam organisasi. Hal lainnya adalah keahlian/kecerdasan sang calon dalam memberi jawaban.
Saya tidak memberi bobot yang terlalu besar untuk kedua hal tersebut. Semua yang 'akan dilakukan' itu dapat dengan mudah dibuat. Pengetahuan-pengetahuan umum dalam berorganisasi seperti bagaimana membuat struktur organisasi itu mudah dipelajari dan tidak lebih sulit dari analisis sistem ordo tiga dalam rangkaian listrik misalnya. Hehe. Apalagi nantinya pemimpin akan bekerja bersama-sama dengan anggota yang lain mengembangkan organisasinya dan tidak sendiri. Ada banyak otak untuk mendesain organisasi yang bagus. Pemimpin cukuplah memberi arahan dan gambaran besar dengan jelas, mau dibawa ke arah mana organisasi itu.

Lalu apakah yang lebih utama saya nilai? Sebenarnya hal ini mungkin juga berlaku bagi kebanyakan orang dalam menilai yaitu karakter sang calon pemimpn yang terlihat dari sikap dan prilaku mereka dalam keseharian berinteraksi dengan kita dan dalam menjalankan pekerjaan mereka sendiri. Oleh karena itu saya akan mengamati kembali dan merenungkan apa yang telah sang calon pemimpin lakukan selama ini. Hal tersebut akan memunculkan jawaban orang yang seperti apakah dia.
Hal ini sebenarnya juga dilakukan perusahaan-perusahaan besar dalam memilih pemimpin misalnya mencari CEO. Mereka sudah memiliki kriteria karakter seperti apa yang diperlukan seorang CEO. Mereka akan melihat kinerja sang calon selama ini. Dari situ selain terlihat karakternya namun juga akan terlihat potensi dari sang calon sendiri. Apakah akan mampu membawa perusahaan menjadi terus berkembang dan menghasilkan profit tinggi.

FedEx, perusahaan pengiriman barang internasional, mempunyai beberapa kriteria dalam meilih pemimpin. Ada 9 atribut personal yang ditetapkan yaitu sebagai berikut. [1]
  1. Kharisma. Kharisma akan membangkitkan keyakinan, rasa hormat, dan kepercayaan. Hal ini dapat memberikan rasa kuat dari misi yang ingin dijalankan.
  2. Perhatian terhadap setiap individu. Mampu memberikan pelatihan, masukan, dan ajaran kepada orang yang memerlukannya. Mau mendengarkan. Orang yang terlalu mencintai diri sendiri (narsis) tentu akan sulit memberi perhatian pada orang lain.
  3. Stimulasi intelektual. Yaitu mampu membawa orang untuk menggunakan penalaran dan bukti, bukan sekadar opini yang tidak didukung. Lalu mampu membuat orang memikirkan masalah-masalah lama dengan cara baru. Berkomunikasi dengan cara yang memaksa orang lain untuk memikirkan kembali ide-ide yang belum pernah mereka pertanyakan sebelumnya.
  4. Keberanian. Tidak menyerah terhadap tekanan atau pendapat orang lain untuk menghindari konfrontasi. Akan melakukan apa yang benar bagi organisasi dan bahkan jika hal tersebut memberikan kesulitan pribadi.
  5. Keteguhan. Menjaga komitmen. Bertanggung jawab atas tindakan, menerima tanggung jawab atas kesalahan.
  6. Fleksibilitas. Ketika sejumlah isu permasalahan menerpa sekaligus, dapat mengatasi lebih dari satu masalah dalam satu kali waktu. Dapat mengubah haluan ketika situasi menjaminnya.
  7. Integritas. Melakukan hal yang secara moral dan etika benar. Tidak menyalahgunakan hak. 
  8. Pertimbangan. Mendapatkan evaluasi yang objektif dari jalan alternatif dengan menggunakan logika, analisis, dan perbandingan. Menggunakan informasi dan pengalaman masa lalu untuk membawa prespektif untuk mengambil keputusan saat ini.
  9. Menghargai orang lain. Memberi penghargaan dan tidak meremehkan pendapat atau karya orang lain.
Pemimpin harus bisa memberi semangat dan harapan kepada orang sekitarnya. Ketika sejumlah orang mengatakan hal itu sulit, dia bisa tampil dan membuat orang mengatakan, "Wah, ternyata kita bisa melakukannya dan mungkin dapat lebih lagi dari ini". Presiden keenam Amerika Serikat, John Quincy Adams, mengatakan "If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader".
Monica Patrick dari Demand Media menulis sebuah artikel tentang kriteria memilih pemimpin. Ada beberapa kriteria yaitu problem solver, mampu mengambil keputusan, mampu berkomunikasi dengan baik, mengorganisir pekerjaan, dan memotivasi orang lain. [2] Jadi selain terkait kemampuan berpikir juga kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Seth Godin, seorang enterpreneur, pembicara, dan penulis buku asal Amerika juga memiliki saran tentang sifat pemimpin tepatnya 7 sifat yang membuat pemimpin mampu menghadapi segala tantangan di abad 21. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Challenge. Pemimpin dapat memberikan tantangan dalam organisasi untuk melaksanakan suatu hal baru untuk membawa kemajuan organisasi.
  2. Culture. Pemimpin harus memiliki budaya yang baik. Hal sederhana seperti senang kebersihan dengan tidak meninggalkan begitu saja sampah makanan atau minuman di ruangan. Menghargai keberadaan orang lain dengan memberi salam atau lainnya.
  3. Curiosity. Pemimpin memiliki rasa ingin tahu yang besar. Hal ini juga berguna untuk kemajuan dan kelangsungan hidup organisasi.
  4. Charisma.
  5. Communicate. Pemimpin harus terbiasa berkomunikasi dengan baik dengan anggotanya.
  6. Connect. Pemimpin harus dapat terhubung dengan anggota. Memahami apa yang sedang dikerjakan anggotanya. Apa yang sedang dirasakan anggota. Mengetahuai alasan sikap anggotanya.
  7. Commit

Sementara dalam Islam juga ada beberapa kriteria jika meneladani Rasulullah ada 4 sifat yaitu Siddiq (jujur), Tabligh (penyampai), Amanah (bertanggung jawab), dan Fathanah (cerdas). [4]

Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” (al-Hadist)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.al-Ahzab [33]: 21)

Yak, tentu masih banyak pakar tentang kepemimpinan yang membuat deskripsi tentang sifat-sifat pemimpin namun saya pikir tetap akan memiliki inti yang sama. Saya ingin menyampaikan sekali lagi bahwa karakterlah yang menjadi bobot penilaian saya yang paling besar. Hal-hal tentang karakter ini tentu dapat kita lihat dari aktivitas calon pemimpin sehari-hari. Hal yang telah lalu akan tetap ada dalam ingatan tapi yang akan dilakukan masih dapat berubah kapan pun.



Referensi
[1] The 9 Faces of Leadership, http://www.fastcompany.com/33587/9-faces-leadership
[2] The Criteria for Picking a Leader, http://smallbusiness.chron.com/criteria-picking-leader-30708.html
[3] Tujuh Sifat Pemimpin menurut Seth Godin, http://sosok.kompasiana.com/2012/09/10/tujuh-sifat-pemimpin-menurut-seth-godin-492260.html
[4] Pemimpin dan Kepemimpinan Menurut Islam, http://berkarya.um.ac.id/2011/05/01/pemimpinan-dan-kepemimpinan-menurut-islam/





Comments

Popular posts from this blog

Rangkaian Sensor Infrared dengan Photo Dioda

Keunggulan photodioda dibandingkan LDR adalah photodioda lebih tidak rentan terhadap noise karena hanya menerima sinar infrared, sedangkan LDR menerima seluruh cahaya yang ada termasuk infrared. Rangkaian yang akan kita gunakan adalah seperti gambar di bawah ini. Pada saat intensitas Infrared yang diterima Photodiode besar maka tahanan Photodiode menjadi kecil, sedangkan jika intensitas Infrared yang diterima Photodiode kecil maka tahanan yang dimiliki photodiode besar. Jika  tahanan photodiode kecil  maka tegangan  V- akan kecil . Misal tahanan photodiode mengecil menjadi 10kOhm. Maka dengan teorema pembagi tegangan: V- = Rrx/(Rrx + R2) x Vcc V- = 10 / (10+10) x Vcc V- = (1/2) x 5 Volt V- = 2.5 Volt Sedangkan jika  tahanan photodiode besar  maka tegangan  V- akan besar  (mendekati nilai Vcc). Misal tahanan photodiode menjadi 150kOhm. Maka dengan teorema pembagi tegangan: V- = Rrx/(Rrx + R2) x Vcc V- = 150 / (1...

Configuring Swap Memory on Ubuntu Using Ansible

If we maintain a Linux machine with a low memory capacity while we are required to run an application with high memory consumption, enabling swap memory is an option. Ansible can be utilized as a helper tool to automate the creation of swap memory. A swap file can be allocated in the available storage of the machine. The swap file then can be assigned as a swap memory. Firstly, we should prepare the inventory file. The following snippet is an example, you must provide your own configuration. [server] 192.168.1.2 [server:vars] ansible_user=root ansible_ssh_private_key_file=~/.ssh/id_rsa Secondly, we need to prepare the task file that contains not only the tasks but also some variables and connection information. For instance, we set /swapfile  as the name of our swap file. We also set the swap memory size to 2GB and the swappiness level to 60. - hosts: server become: true vars: swap_vars: size: 2G swappiness: 60 For simplicity, we only check the...

API Gateway Using KrakenD

The increasing demands of users for high-quality web services create the need to integrate various technologies into our application. This will cause the code base to grow larger, making maintenance more difficult over time. A microservices approach offers a solution, where the application is built by combining multiple smaller services, each with a distinct function. For example, one service handles authentication, another manages business functions, another maintains file uploads, and so on. These services communicate and integrate through a common channel. On the client side, users don't need to understand how the application is built or how it functions internally. They simply send a request to a single endpoint, and processes like authentication, caching, or database querying happen seamlessly. This is where an API gateway is effective. It handles user requests and directs them to the appropriate handler. There are several tools available for building an API gateway, su...

Deploying a Web Server on UpCloud using Terraform Modules

In my earlier post , I shared an example of deploying UpCloud infrastructure using Terraform from scratch. In this post, I want to share how to deploy the infrastructure using available Terraform modules to speed up the set-up process, especially for common use cases like preparing a web server. For instance, our need is to deploy a website with some conditions as follows. The website can be accessed through HTTPS. If the request is HTTP, it will be redirected to HTTPS. There are 2 domains, web1.yourdomain.com and web2.yourdomain.com . But, users should be redirected to "web2" if they are visiting "web1". There are 4 main modules that we need to set up the environment. Private network. It allows the load balancer to connect with the server and pass the traffic. Server. It is used to host the website. Load balancer. It includes backend and frontend configuration. Dynamic certificate. It is requ...

Installing VSCode Server Manually on Ubuntu

I've ever gotten stuck on updating the VSCode server on my remote server because of an unstable connection between my remote server and visualstudio.com that host the updated server source codes. The download and update process failed over and over so I couldn't remotely access my remote files through VSCode. The solution is by downloading the server source codes through a host with a stable connection which in my case I downloaded from a cloud VPS server. Then I transfer the downloaded source codes as a compressed file to my remote server through SCP. Once the file had been on my remote sever, I extracted them and align the configuration. The more detailed steps are as follows. First, we should get the commit ID of our current VSCode application by clicking on the About option on the Help menu. The commit ID is a hexadecimal number like  92da9481c0904c6adfe372c12da3b7748d74bdcb . Then we can download the compressed server source codes as a single file from the host. ...

Deliver SaaS According Twelve-Factor App

If you haven't heard of  the twelve-factor app , it gives us a recommendation or a methodology for developing SaaS or web apps structured into twelve items. The recommendation has some connections with microservice architecture and cloud-native environments which become more popular today. We can learn the details on its website . In this post, we will do a quick review of the twelve points. One Codebase Multiple Deployment We should maintain only one codebase for our application even though the application may be deployed into multiple environments like development, staging, and production. Having multiple codebases will lead to any kinds of complicated issues. Explicitly State Dependencies All the dependencies for running our application should be stated in the project itself. Many programming languages have a kind of file that maintains a list of the dependencies like package.json in Node.js. We should also be aware of the dependencies related to the pla...