"Dan Kami telah menunjukkan kepada manusia dua jalan. Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan manusia dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir."
(QS. 90 Al Balad : 10 - 16)
(QS. 90 Al Balad : 10 - 16)
Tugas ekonomi Islam membebaskan manusia dari kelaparan dan perbudakan.
Tujuan ekonomi Islam : membebaskan manusia dari perbuudakan dan kelaparan. Sungguh itu adalah suatu tugas yang amat berat yang harus dijalankan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Oleh karenanya jarang sekali manusia yang hendak menjalankannya. Padahal Allah berfirman: "Dan Kami telah menunjukkan kepadanya (manusia) dua jalan. Maka tidakkah sebaiknya dia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan manusia dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang fakir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka itu adalah golongan kanan." (QS. 90 Al Balad : 10-18).
Karena beratnya tugas itu, maka untuk meringankan tugas kita agar kelaparan dan perbudakan dapat hilang Allah menyuruh kita berjuang secara bersama-sama atau berjamaah. Karena tangan Allah berada di atas jamaah, maka Allah memotivasi secara rapi. Allah berfirman: "Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. 5 Al Maidah : 2)
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. 61 Ash Shaf : 4)
Perbudakan kemiskinan dan penyebabnya
Perbudakan adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang kepada seorang atau sekelompok oran glainnya yang kurang menyenangkan. Sehingga menyebabkan sesorang menjadi tidak merdeka dalam menentukan jalan hidupnya. Karena dia berada di bawah kekuasaan orang/kelompok lain yang umumnya dapat berbuat semena-mena, karena drinya dianggap sudah menjadi milik orang itu.
Banyak sebab yang menyebabkan terjadinya perbudakan, seperti lahirnya tawanan akibat kalah dalam berperang, penculikan atau karena lainnya. Tidak hanya itu, penjualan anak-anak yang menjadi tanggungan orangtaunya juga dapat melahirkan terjadinya perbudakan, bahkan sebagainya mereka menganggap para petani sebagai budak belian.
Adapun kata miskin berasal dari kata Arab yang menyatakan kefakiran yang amat sangat. Allah Swt. menggunakan istilah itu dalam firman-Nya: "atau orang miskin yang sangat fakir"(QS. 90 Al Balad : 16). Sedangkan kata fakir berasal dari kata al-fakru yang berarti membutuhkan (al-ihtiyaaj). Allah Swt. berfirman : "lalu dia berdoa, 'Ya Rabbi, sesungguhnya aku sangat membutuhkan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (QS. 28 Al Qashash : 24).
Syekh An-Nabhani menyatakan, orang fakir adalah orang yang mempunyai harta(uang), tetapi hartanya itu tidak mencukupi kebutuhan pembelanjaan sehari-hari. Sedangkan orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai harta (uang), sekaligus tidak mempunyai penghasiln. (Nidzamul Iqtishadi fil Islam, halaman 236, Darul Ummah-Beirut). Pembedaan kategori ini tepat untuk menjelaskan pengertian dua pos mustahiq zakat, yakni al-fuqara (orang-orang fakir) dan al-masakiin (orang-orang miskin) sebagaiman firman-Nya dalam QS.9 at-Taubah:80.
Namun pengertian orang miskin bukanlah orang yang suka berkeliling meminta-minta kepada manusia seperti digambarkan oleh Rasulullah saw : "(orang miskin) bukanlah orang yang suka berkeliling meminta-minta kepada manusia, lalu ia diberikan sesuap, dua suap, sebuah dan dua buah kurma. Para sahabat bertanya: "Kalau begitu, siapakah orang miskin itu wahai Rasulullah?" Rasulullah saw. bersabda:"Orang miskin adalah orang yang sudah berusaha bekerja tetapi dia tidak menemukan harta yang mencukupi tetapi orang-orang tidak tahu, lalu ia memperoleh sedekah tanpa meminta sesuatu pun kepada manusia"(HR Muslim)
Alhumami (2009) menyatakan :"Banyak ragam pendapat mengenai penyebab kemiskinan. Namun secara garis besar dapat dikatakan ada tida sebab utama kemiskinan. Pertama, kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi alami seseorang, misalnya cacat mental atau fisik, usia lanjut sehingga tidak mampu bekerja, atau sebab lainnya. Kedua, kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM akibat kultur dan pemahaman masyarakat tertentu; misalnya karena malas, tidak produktif, bergantung pada harta warisan, dan lain-lain. Ketiga, kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kesalahan sistem yang digunakan negara dalam mengatur urusan rakyat.
Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang mau menegakkan ekonomi Islam, dengan memilih jalan mendaki lagi sukar: yakni membebaskan manusia dari perbudakan dan kelaparan. Amin.
Tujuan ekonomi Islam : membebaskan manusia dari perbuudakan dan kelaparan. Sungguh itu adalah suatu tugas yang amat berat yang harus dijalankan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Oleh karenanya jarang sekali manusia yang hendak menjalankannya. Padahal Allah berfirman: "Dan Kami telah menunjukkan kepadanya (manusia) dua jalan. Maka tidakkah sebaiknya dia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan manusia dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang fakir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka itu adalah golongan kanan." (QS. 90 Al Balad : 10-18).
Karena beratnya tugas itu, maka untuk meringankan tugas kita agar kelaparan dan perbudakan dapat hilang Allah menyuruh kita berjuang secara bersama-sama atau berjamaah. Karena tangan Allah berada di atas jamaah, maka Allah memotivasi secara rapi. Allah berfirman: "Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. 5 Al Maidah : 2)
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. 61 Ash Shaf : 4)
Perbudakan kemiskinan dan penyebabnya
Perbudakan adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang kepada seorang atau sekelompok oran glainnya yang kurang menyenangkan. Sehingga menyebabkan sesorang menjadi tidak merdeka dalam menentukan jalan hidupnya. Karena dia berada di bawah kekuasaan orang/kelompok lain yang umumnya dapat berbuat semena-mena, karena drinya dianggap sudah menjadi milik orang itu.
Banyak sebab yang menyebabkan terjadinya perbudakan, seperti lahirnya tawanan akibat kalah dalam berperang, penculikan atau karena lainnya. Tidak hanya itu, penjualan anak-anak yang menjadi tanggungan orangtaunya juga dapat melahirkan terjadinya perbudakan, bahkan sebagainya mereka menganggap para petani sebagai budak belian.
Adapun kata miskin berasal dari kata Arab yang menyatakan kefakiran yang amat sangat. Allah Swt. menggunakan istilah itu dalam firman-Nya: "atau orang miskin yang sangat fakir"(QS. 90 Al Balad : 16). Sedangkan kata fakir berasal dari kata al-fakru yang berarti membutuhkan (al-ihtiyaaj). Allah Swt. berfirman : "lalu dia berdoa, 'Ya Rabbi, sesungguhnya aku sangat membutuhkan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (QS. 28 Al Qashash : 24).
Syekh An-Nabhani menyatakan, orang fakir adalah orang yang mempunyai harta(uang), tetapi hartanya itu tidak mencukupi kebutuhan pembelanjaan sehari-hari. Sedangkan orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai harta (uang), sekaligus tidak mempunyai penghasiln. (Nidzamul Iqtishadi fil Islam, halaman 236, Darul Ummah-Beirut). Pembedaan kategori ini tepat untuk menjelaskan pengertian dua pos mustahiq zakat, yakni al-fuqara (orang-orang fakir) dan al-masakiin (orang-orang miskin) sebagaiman firman-Nya dalam QS.9 at-Taubah:80.
Namun pengertian orang miskin bukanlah orang yang suka berkeliling meminta-minta kepada manusia seperti digambarkan oleh Rasulullah saw : "(orang miskin) bukanlah orang yang suka berkeliling meminta-minta kepada manusia, lalu ia diberikan sesuap, dua suap, sebuah dan dua buah kurma. Para sahabat bertanya: "Kalau begitu, siapakah orang miskin itu wahai Rasulullah?" Rasulullah saw. bersabda:"Orang miskin adalah orang yang sudah berusaha bekerja tetapi dia tidak menemukan harta yang mencukupi tetapi orang-orang tidak tahu, lalu ia memperoleh sedekah tanpa meminta sesuatu pun kepada manusia"(HR Muslim)
Alhumami (2009) menyatakan :"Banyak ragam pendapat mengenai penyebab kemiskinan. Namun secara garis besar dapat dikatakan ada tida sebab utama kemiskinan. Pertama, kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi alami seseorang, misalnya cacat mental atau fisik, usia lanjut sehingga tidak mampu bekerja, atau sebab lainnya. Kedua, kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM akibat kultur dan pemahaman masyarakat tertentu; misalnya karena malas, tidak produktif, bergantung pada harta warisan, dan lain-lain. Ketiga, kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kesalahan sistem yang digunakan negara dalam mengatur urusan rakyat.
Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang mau menegakkan ekonomi Islam, dengan memilih jalan mendaki lagi sukar: yakni membebaskan manusia dari perbudakan dan kelaparan. Amin.
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan akau dapat bersedekah dan akau termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan."
(QS. 63 Al Munaafiquun : 10-11)
(QS. 63 Al Munaafiquun : 10-11)
sumber : Jurnal LPES Salman ITB
Comments
Post a Comment