Skip to main content

Rangkaian Sensor Cahaya dengan LDR


LDR(Light Depending Resistor) adalah resistor yang nilai hambatannya bergantung dari intensitas cahaya yang ia terima. Jika intensitas cahaya rendah (gelap) maka nilai resistansinya akan menjadi sangat besar (mencapai 1MOhm atau lebih), sedangkan jika intensitas cahaya tinggi (terang) nilai resistansinya menjadi kecil (mencapai 10kOhm atau kurang). Sifat ini dapat kita pergunakan dalam rangkaian sensor cahaya.
Misalkan jika kita menginginkan sensor cahaya yang akan menyalakan lampu indikasi ketika ada cahaya dan mematikan lampu indikasi ketika tidak ada cahaya. Kita dapat menggunakan rangkaian seperti gambar di bawah ini.


Transistor NPN berfungsi sebagai gate. Arus dari kolektor akan mengalir menuju emitor jika arus dari base besar namun jika arus pada base kecil maka arus dari kolektor tidak akan menuju emitor.

Pada rangkaian sensor cahaya dengan LDR, ketika intensitas cahaya tinggi (terang) maka arus dari VCC akan melewati LDR kemudian melewati RESISTOR dan masuk ke BASE. Arus yang besar pada base menyebabkan arus dari VCC yang terhubung dengan kolektor diteruskan menuju emitor dan menyalakan LED (LED sebagai indikator saja).

Ketika intensitas cahaya redup (gelap) maka resistansi LDR begitu besar yang menyebabkan arus dari VCC sedikit sekali yang mengalir menuju base (arus pada base kecil). Hal ini menyebabkan arus dari VCC yang terhubung dengan kolektor tidak diteruskan menuju emitor dan akibatnya LED sebagai indikator tidak menyala.

Comments

  1. Rangkaian anda sangat simple dan bagus jika difungsikan sebagai lampu penerangan otomatis

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rangkaian Sensor Infrared dengan Photo Dioda

Keunggulan photodioda dibandingkan LDR adalah photodioda lebih tidak rentan terhadap noise karena hanya menerima sinar infrared, sedangkan LDR menerima seluruh cahaya yang ada termasuk infrared. Rangkaian yang akan kita gunakan adalah seperti gambar di bawah ini. Pada saat intensitas Infrared yang diterima Photodiode besar maka tahanan Photodiode menjadi kecil, sedangkan jika intensitas Infrared yang diterima Photodiode kecil maka tahanan yang dimiliki photodiode besar. Jika  tahanan photodiode kecil  maka tegangan  V- akan kecil . Misal tahanan photodiode mengecil menjadi 10kOhm. Maka dengan teorema pembagi tegangan: V- = Rrx/(Rrx + R2) x Vcc V- = 10 / (10+10) x Vcc V- = (1/2) x 5 Volt V- = 2.5 Volt Sedangkan jika  tahanan photodiode besar  maka tegangan  V- akan besar  (mendekati nilai Vcc). Misal tahanan photodiode menjadi 150kOhm. Maka dengan teorema pembagi tegangan: V- = Rrx/(Rrx + R2) x Vcc V- = 150 / (150+10) x Vcc V- = (150/160) x 5

Configuring Swap Memory on Ubuntu Using Ansible

If we maintain a Linux machine with a low memory capacity while we are required to run an application with high memory consumption, enabling swap memory is an option. Ansible can be utilized as a helper tool to automate the creation of swap memory. A swap file can be allocated in the available storage of the machine. The swap file then can be assigned as a swap memory. Firstly, we should prepare the inventory file. The following snippet is an example, you must provide your own configuration. [server] 192.168.1.2 [server:vars] ansible_user=root ansible_ssh_private_key_file=~/.ssh/id_rsa Secondly, we need to prepare the task file that contains not only the tasks but also some variables and connection information. For instance, we set /swapfile  as the name of our swap file. We also set the swap memory size to 2GB and the swappiness level to 60. - hosts: server become: true vars: swap_vars: size: 2G swappiness: 60 For simplicity, we only check the exi

Beautiful Rain (JDorama)

Saya selalu tertarik dengan film-film inspirasional, baik movie atau pun serial drama. Akhir-akhir ini saya tertarik untuk menonton drama serial jepang. Saya googling dengan keyword "inspirational japan dorama" kemudian saya dapati sejumlah review  beberapa film bagus dari sejumlah netizen.  Salah satu yang kemudian saya tonton adalah Beautiful Rain . Setiap episode film ini selalu membuat saya sangat terharu sampai meneteskan air mata. :' Yah, ini mungkin saja karena saya yang terlalu melankolis. Hahaha. Ini sedikit review dari saya tentang film ini.

Resize VirtualBox LVM Storage

VirtualBox is a free solution to host virtual machines on your computer. It provides configuration options for many components on our machine such as memory, storage, networking, etc. It also allows us to resize our machine storage after its operating system is installed. LVM is a volume manager in a Linux platform that helps us to allocate partitions in the system and configure the storage size that will be utilized for a specific volume group. There are some points to be noticed when we work with LVM on VirtualBox to resize our storage. These are some steps that need to be performed. 1. Stop your machine before resizing the storage. 2. Set new storage size using GUI by selecting " File > Virtual Media Manager > Properties " then find the desired virtual hard disk name that will be resized. OR , by running a CLI program located in " Program Files\Oracle\VirtualBox\VBoxManage.exe ".  cd "/c/Program Files/Oracle/VirtualBox" ./VBoxManage.exe list

API Gateway Using KrakenD

The increasing demands of users for high-quality web services create the need to integrate various technologies into our application. This will cause the code base to grow larger, making maintenance more difficult over time. A microservices approach offers a solution, where the application is built by combining multiple smaller services, each with a distinct function. For example, one service handles authentication, another manages business functions, another maintains file uploads, and so on. These services communicate and integrate through a common channel. On the client side, users don't need to understand how the application is built or how it functions internally. They simply send a request to a single endpoint, and processes like authentication, caching, or database querying happen seamlessly. This is where an API gateway is effective. It handles user requests and directs them to the appropriate handler. There are several tools available for building an API gateway, su

Deliver SaaS According Twelve-Factor App

If you haven't heard of  the twelve-factor app , it gives us a recommendation or a methodology for developing SaaS or web apps structured into twelve items. The recommendation has some connections with microservice architecture and cloud-native environments which become more popular today. We can learn the details on its website . In this post, we will do a quick review of the twelve points. One Codebase Multiple Deployment We should maintain only one codebase for our application even though the application may be deployed into multiple environments like development, staging, and production. Having multiple codebases will lead to any kinds of complicated issues. Explicitly State Dependencies All the dependencies for running our application should be stated in the project itself. Many programming languages have a kind of file that maintains a list of the dependencies like package.json in Node.js. We should also be aware of the dependencies related to the pla