Skip to main content

8 HAL YANG PATUT DIKETAHUI TENTANG EMAS


Bicara tentang Dinar Islam, selalu berbicara soal emas. Sebab itu, segala hal yang terjadi dalam pasar emas, juga berlaku bagi Dinar. Berikut ini tulisan dari Iqbal Muhaimin (geraidinar.com) yang menuliskan delapan hal tentang emas, diambil dari tulisan James Turk, CEO GoldMoney. Inilah delapan hal tersebut:
  • Emas adalah komoditi yang spesial dan unik : Emas digali dari perut bumi dan terakumulasi di permukaan bumi. Emas tidak dikonsumsi, jadi jumlahnya terus bertambah. Meski demikian emas selalu menjadi barang langka karena seluruh emas yang ada di permukaan bumi saat ini diperkirakan hanya berkisar antara 150,000 ton sampai 160,000 ton saja.
  • Suplai emas dunia terbatas pada yang berada di permukaan bumi : Karena tidak dikonsumsi, maka total suplai emas di seluruh dunia sama dengan jumlah seluruh emas di permukaan bumi. Kenaikan setiap tahun suplai ini berkisar antara 1.5% sampai 1.7%.
  • Emas adalah uang sepanjang zaman : emas selalu menjadi uang dalam sejarah manusia - diakui ataupun tidak. Fakta pemerintahan-pemerintahan di dunia mengendalikan nilai uang kertasnya dengan mempengaruhi suplai emas di pasar adalah sebuah pengakuan bahwa emas-lah yang sebenarnya uang itu.
  • Emas adalah alternatif dari US Dollar dan mata uang kertas lainnya : Seluruh mata uang kertas turun nilainya dari waktu ke waktu karena uang baru selalu bisa dicetak kapan saja dan berapa saja pemerintah mau. Emaslah yang memiliki daya beli yang nyata - bukan US Dollar, rupiah atau mata uang kertas lainnya.
  • Daya beli Emas stabil sepanjang zaman : Untuk ini saya sudah menulis di setidaknya dua artikel sebelumnya. SAtu tulisan berdasarkan statistik modern satu lagi berdasarkan keimanan pada Al-Quran dan Al-Hadits.
  • Nilai emas ditentukan oleh pasar: Meski pemerintah-pemerintah di dunia berusaha mempengaruhi harga emas dunia, kemampuan mereka terbatas dan makin lama makin habis pengaruhnya. Lihat tulisan saya kemarin tentang cadangan emas di bank-bank sentral seluruh dunia yang terus menurun karena digunakan untuk usaha mempengaruhi harga emas dunia.
  • Emas selalu diambil dalam kondisi 'Bull Market' : Tahun 1994 harga 1 Dinnar adalah Rp 111,000.00; hari ini 1 Dinar berharga 1,150,000.00. Artinya emas harganya naik 10 kali lipat dalam 14 tahun terakhir. Apa yang menghalangi harga emas untuk naik 10 kali lipat lagi dalam 14 tahun ke depan? Tidak ada. Artinya bisa saja harga 1 Dinar akan mencapai Rp. 11,5 juta pada saat anak Anda yang baru lahir sekarang masuk SMA di tahun 2022. Tapi ingat, dalam jangka pendek harga emas selalu bergejolak naik-turun seperti yang terjadi hari-hari ini.
  • Beli emas dalam bentuk fisik (berupa koin atau batangan) dan jangan membeli emas hanya dalam bentuk sertifikat: jangan terlalu mengandalkan sistem perdagangan modern yang menggantungkan pada surat berharga, surat hutang dan sejenisnya - meskipun di backup dengan emas. Penggunaan emas secara fisik jauh lebih aman untuk keperluan investasi dan proteksi nilai.
sumber: EraMuslim

Comments

Popular posts from this blog

Rangkaian Sensor Infrared dengan Photo Dioda

Keunggulan photodioda dibandingkan LDR adalah photodioda lebih tidak rentan terhadap noise karena hanya menerima sinar infrared, sedangkan LDR menerima seluruh cahaya yang ada termasuk infrared. Rangkaian yang akan kita gunakan adalah seperti gambar di bawah ini. Pada saat intensitas Infrared yang diterima Photodiode besar maka tahanan Photodiode menjadi kecil, sedangkan jika intensitas Infrared yang diterima Photodiode kecil maka tahanan yang dimiliki photodiode besar. Jika  tahanan photodiode kecil  maka tegangan  V- akan kecil . Misal tahanan photodiode mengecil menjadi 10kOhm. Maka dengan teorema pembagi tegangan: V- = Rrx/(Rrx + R2) x Vcc V- = 10 / (10+10) x Vcc V- = (1/2) x 5 Volt V- = 2.5 Volt Sedangkan jika  tahanan photodiode besar  maka tegangan  V- akan besar  (mendekati nilai Vcc). Misal tahanan photodiode menjadi 150kOhm. Maka dengan teorema pembagi tegangan: V- = Rrx/(Rrx + R2) x Vcc V- = 150 / (1...

Configuring Swap Memory on Ubuntu Using Ansible

If we maintain a Linux machine with a low memory capacity while we are required to run an application with high memory consumption, enabling swap memory is an option. Ansible can be utilized as a helper tool to automate the creation of swap memory. A swap file can be allocated in the available storage of the machine. The swap file then can be assigned as a swap memory. Firstly, we should prepare the inventory file. The following snippet is an example, you must provide your own configuration. [server] 192.168.1.2 [server:vars] ansible_user=root ansible_ssh_private_key_file=~/.ssh/id_rsa Secondly, we need to prepare the task file that contains not only the tasks but also some variables and connection information. For instance, we set /swapfile  as the name of our swap file. We also set the swap memory size to 2GB and the swappiness level to 60. - hosts: server become: true vars: swap_vars: size: 2G swappiness: 60 For simplicity, we only check the...

API Gateway Using KrakenD

The increasing demands of users for high-quality web services create the need to integrate various technologies into our application. This will cause the code base to grow larger, making maintenance more difficult over time. A microservices approach offers a solution, where the application is built by combining multiple smaller services, each with a distinct function. For example, one service handles authentication, another manages business functions, another maintains file uploads, and so on. These services communicate and integrate through a common channel. On the client side, users don't need to understand how the application is built or how it functions internally. They simply send a request to a single endpoint, and processes like authentication, caching, or database querying happen seamlessly. This is where an API gateway is effective. It handles user requests and directs them to the appropriate handler. There are several tools available for building an API gateway, su...

Deploying a Web Server on UpCloud using Terraform Modules

In my earlier post , I shared an example of deploying UpCloud infrastructure using Terraform from scratch. In this post, I want to share how to deploy the infrastructure using available Terraform modules to speed up the set-up process, especially for common use cases like preparing a web server. For instance, our need is to deploy a website with some conditions as follows. The website can be accessed through HTTPS. If the request is HTTP, it will be redirected to HTTPS. There are 2 domains, web1.yourdomain.com and web2.yourdomain.com . But, users should be redirected to "web2" if they are visiting "web1". There are 4 main modules that we need to set up the environment. Private network. It allows the load balancer to connect with the server and pass the traffic. Server. It is used to host the website. Load balancer. It includes backend and frontend configuration. Dynamic certificate. It is requ...

Installing VSCode Server Manually on Ubuntu

I've ever gotten stuck on updating the VSCode server on my remote server because of an unstable connection between my remote server and visualstudio.com that host the updated server source codes. The download and update process failed over and over so I couldn't remotely access my remote files through VSCode. The solution is by downloading the server source codes through a host with a stable connection which in my case I downloaded from a cloud VPS server. Then I transfer the downloaded source codes as a compressed file to my remote server through SCP. Once the file had been on my remote sever, I extracted them and align the configuration. The more detailed steps are as follows. First, we should get the commit ID of our current VSCode application by clicking on the About option on the Help menu. The commit ID is a hexadecimal number like  92da9481c0904c6adfe372c12da3b7748d74bdcb . Then we can download the compressed server source codes as a single file from the host. ...

Deliver SaaS According Twelve-Factor App

If you haven't heard of  the twelve-factor app , it gives us a recommendation or a methodology for developing SaaS or web apps structured into twelve items. The recommendation has some connections with microservice architecture and cloud-native environments which become more popular today. We can learn the details on its website . In this post, we will do a quick review of the twelve points. One Codebase Multiple Deployment We should maintain only one codebase for our application even though the application may be deployed into multiple environments like development, staging, and production. Having multiple codebases will lead to any kinds of complicated issues. Explicitly State Dependencies All the dependencies for running our application should be stated in the project itself. Many programming languages have a kind of file that maintains a list of the dependencies like package.json in Node.js. We should also be aware of the dependencies related to the pla...